Belakangan ini aku baru menyadari bahwa kekeuh dengan idealisme kita dalam bisnis itu gak selamanya akan membawa dampak baik. Dalam hal ini khusus mengenai komoditas yang kita perjual belikan ya... Sebagai contoh, aku sedari awal sudah memasang harga mati untuk komoditas yang akan ku jual untuk online shop-ku, contohnya : jilbab, mukena, pakaian, dll. Aku hanya akan menjual produk yang aku sukai, hal ini memberi dampak positif yaitu ketika dagangan kita numpuk karena belum laku maka kita gak akan terlalu stress karena kayak lihat barang kesayangan aja biarpun dah buluk tetep aja enak dipandang. Itu kunci yang kupegang dari dulu.
Untuk jilbab misalnya, aku gak akan menjual jilbab yang modelnya neko-neko, gak syar’i dalam artian transparan atau pendek dan gak menutup dada. Tapi zaman terus berputar, seumpama teori evolusi darwin, dari yang dulu nenek moyang manusia itu bangsa Homosapiens tanpa baju, terus setelah peradaban masuk manusia mulai berbaju dan menutup aurat, sekarang tren-nya berputar lagi bak siklus. Modelnya berbaju tapi bak telanjang karena ketat macam lepe. Ojo ditiru yooo....
Walaupun sebenernya jilbab pasmina itu bahannya relatif panjang, tapi gara-gara modis nih, jadilah jilbab itu dililit-lilit sampai tak nampak lagi klo sebenernya asal bahannya cukup panjang. Nah kembali ke soal idealisme bisnis ku tadi, klo dihubungkan dengan kata pakar, "jual-lah apa yang dicari pasar, maka bisnismu gak akan mati". Tapi klo nurutin yang diminati pasar kok bertentangan dengan nurani ya. Dilema dah...
Perlahan ku telaah setelah pasar fashion model jilbab konvensional-ku mulai sepi, aku putar otak gimana caranya biar bisnis jual baju wanita dan perlengkapannya ini tetep jalan tanpa perlu aku merasa bersalah karena menentang idealisme tadi. Akhirnya aku pilih model jilbab yang lagi tren saat ini tapi yang tetep syar’i. Contohnya di gambar ini nih salah satu komoditas online shop ku...
Asalnya kan si model pakai pasmina bahannya panjang, dan cukup untuk menutup dada. Kalau ternyata dalam pengaplikasian pasminanya dililit2nya sampai tak menutup dada lagi, itu sudah perkara end user dengan ‘yang di atas’ :D
Ini contoh fleksibilitasku dalam bisnis jual pakaian wanita terutama pakaian muslimah dan aksesorisnya. Alhamdulillah bisnis bisa jalan lagi tanpa perlu kaku. So, lets be elastic like rubber, we can flow, easy to be formed but not lost our identity model. Walah... bener gak sih English ane wkwkwkw....
0 comments
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o
:-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment
Leave your comment here. Thank you :)