Seporsi Rujak Cingur Surabaya yang Membuatku Menangis
Posted by Dwi Puspita Anggraeni | | Diary | 0 comments »
Sudah dari 2 minggu lalu aku tiba-tiba ngidam rujak cingur khas surabaya. Berbekal google mulai hunting lokasi penjual rujak cingur di jakarta karena saat ini aku stay di jakarta. Dapat rekomendasi sejumlah warung yang menyajikan makanan khas Surabaya ini di Jakarta. Tapi apa boleh buat, suami belum sempat mengantar ke lokasi atau saat suami sempat, justru aku sudah terlanjur kenyang dengan makanan lain.
Belakangan ini aku baru menyadari bahwa kekeuh dengan idealisme kita dalam bisnis itu gak selamanya akan membawa dampak baik. Dalam hal ini khusus mengenai komoditas yang kita perjual belikan ya... Sebagai contoh, aku sedari awal sudah memasang harga mati untuk komoditas yang akan ku jual untuk online shop-ku, contohnya : jilbab, mukena, pakaian, dll. Aku hanya akan menjual produk yang aku sukai, hal ini memberi dampak positif yaitu ketika dagangan kita numpuk karena belum laku maka kita gak akan terlalu stress karena kayak lihat barang kesayangan aja biarpun dah buluk tetep aja enak dipandang. Itu kunci yang kupegang dari dulu.
Tomorrow I'll be 28 years old. No more little young girl. Thank God for I'm being a wife from a good man who love Me and so do I. We have a good job, a comfort house, healthy, calm heart, complete family although they far away. Alhamdulillah each day pass away with plentyfull wisdom. Many wishes we haven't reach but we'll keep fight for those. For this 28 years passed I say many thanks for all peoples who involved me good, and say so sorry for all who I've made mistakes. Hope new days ahead brighter than today :D Miss litle cute baby so much... :D
Buat yang Lagi Cari Grosir Baju Anak Branded
Posted by Dwi Puspita Anggraeni | | Bisnis | 0 comments »
Dalam bisnis jual beli omset memang penting, tapi lebih penting lagi profit atau laba dari penjualan dong. Percuma aja jualan banyak-banyak Cuma kejar omset tapi gak untung. So, membeli produk untuk dijual kembali mestinya dilakukan dengan mencari langsung dari pihak pertama atau ke produsen langsung agar tidak terlalu banyak selisih kenaikan harga karena membeli dari tangan ke sekian. Sebagai contoh, kita membeli kaos untuk dijual kembali. Harga dari produsen untuk per potong kaos tersebut aslinya adalah 25rb. Tapi bayangkan jika kita memperoleh barang tersebut dari reseller ke-5 dengan sumsi bahwa tiap tangan reseller mengambil margin sebesar 5rb saja. Sampai di tangan kita harga kaos tersebut sudah jadi 50rb. Mau dijual harga berapa lagi coba... Mestinya dengan modal 50rb kita bisa dapat 2 buah kaos kan yak :D
Suatu ketika, Rasulullah Saw., seperti yang kerap beliau lakukan, berbincang-bincang dengan para sahabat di serambi Masjid Nabawi, Madinah. Selepas berbagi sapa dengan mereka, beliau berkata kepada mereka,
“Suatu saat ada seorang pria berkata kepada dirinya sendiri, ‘Malam ini aku akan bersedekah!’ Dan benar, malam itu juga dia memberikan sedekah kepada seorang perempuan yang tak dikenalnya. Ternyata, perempuan itu seorang pezina. Sehingga, kejadian itu menjadi perbincangan khalayak ramai.
“Akhirnya, kabar tersebut sampai juga kepada pria itu. Mendengar kabar yang demikian, pria itu bergumam, ‘Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu.Ternyata, sedekahku jatuh ke tangan seorang pezina. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!’
Mengapa Baju Orang Dewasa Lebih Murah daripada Baju Anak?
Posted by Dwi Puspita Anggraeni | | Bisnis, Diary | 0 comments »
Pernah kepikir gak, kenapa baju anak-anak lebih mahal daripada baju orang dewasa. Padahal klo diperhatikan selintas, bahan yang digunakan kualitasnya sama, klo misal ada hiasan seperti sablon, bordir atau variasi jahitan pun tak jauh beda dengan yang dipakai orang dewasa. Malah kalau mau itung-itungan, baju anak kecil kan lebih sedikit modal bahan bakunya, 1 baju balita paling juga cuma perlu setengah dari bahan kain baju orang dewasa. Tapi nyatanya???
Dapet pelajaran seru dari gathering di Tulipware cabang Ujung Berung Bandung hari ini. Pembicaranya bu Nila Tresnawati. Kaget pas dateng liat bu Nila kok tumben-tumbenan pke jilbab, biasanya dandanannya seru, trendi, keren lah untuk wanita seusia beliau 50 tahun. Dengan skill bahasa Sunda ku yang terbatas, aku berusaha menyimak obrolan ibu-ibu peserta gathering yang duluan datang di sana. Aku sempat menangkap bu Nila berbicara, "ditinggal suami nu bageur"... sambil matanya sembab. Aku baru sadar ada sesuatu yang baru terjadi.
Beras organik? Biasa makan deh, malah ada fast food resto
yang menyediakan pilihan “mau nasi organik atau yang biasa”, memangnya ada ya
nasi non organik dari bahan kayu atau plastik gitu hehehe... Sayuran organik di
mall juga banyak, biasanya letaknya agak dipisah dari sayuran yang non-organik
takut kalau-kalau pembeli salah comot, dikira sayur 2ribuan, tahunya 20rbuan :)
Pupuk organik? Sering denger juga pastinya. Ini biang dari
panganan yang organik-organik itu. Sayur dan beras bisa jadi naik ke level
organik karena dipupuk pakai pupuk yang organik, tanpa insektisida kimia, dan
zat-zat berbahaya lainnya. Nah kalau tas organik? Pasti belum pernah denger
kaaan????
Perbandingan Nutrisi Daging Ayam Dengan Daging Bebek
Posted by Dwi Puspita Anggraeni | | Health | 1 comments »
Wuissh... Judul postingannya serius bener yak, dah kayak jurnal aja. Tapi ini bener-bener ciyuss pren, daku akan ajak temen-temen pembaca yang rajin bener dah ngebacain kata-demi kata di blog ini untuk bertaaruf lebih jauh dengan yang namanya ayam dan bebek :) Seperti kata orang tua dulu, tak kenal maka taaruf, setelah taaruf mudah-mudahan jadi doyan makan daging unggas :)
Ayam berkerabat dekat dengan bebek. Klo dibikin silsilah rasanya mereka dah kayak sepupu-an lah ya, atau sepahaan (halah.. apa pula ini). Bangsa unggas itu sebenernya ada banyak seperti burung, kalkun, dll tapi kita bahas yang paling umum jadi santapan kita ya yaitu ayam dan bebek. Graham Ulmer, seorang penulis jurnal “Medicine Militer” dalam sebuah tulisannya membahas nilai gizi atau nutrisi dari kedua daging unggas ini. Kita telaah satu per satu ya...
How vital electricity is?
Tak dipungkiri bahwa listrik saat ini menjadi kebutuhan pokok setelah pangan, sandang, papan. Perlu bukti? Coba aja PLN matiin listrik 1 jam saja di kota besar, next let's check what happen with FB & BBM status para penghuninya. Pasti pada ngeluh soal listrik. Sederhana saja, karena listrik saat ini menjadi sumber tenaga utama penggerak perputaran hidup. Jangankan buat kita makhluk hidup yang masih bernafas, bahkan bagi orang yg baru mati sekalipun, jika tak ada listrik, pompa air padam, stok air habis, mau dimandikan pakai apa, padahal sumur manual yang pakai timba sudah jarang ditemui. Listrik benar-benar menjadi kebutuhan vital. Matikan saja sumber listrik sesaat, ketika semua alat listrik dan perangkat komunikasi sudah tak dapat difungsikan karena sumber tenaga cadangan seperti baterai misalnya sudah habis maka it's all become useless...
Subscribe to:
Posts (Atom)