Musim Lamaran n' Ramalan Meleset

Nampaknya musim dah bergeser nih, kmaren-kmaren musim gempa, trus musim longsor. Nah sekarang nih ya musim lamaran n ramalan meleset. Lamaran itu spesiesnya macem-macem, ada lamaran kerja, lamaran CPNS, lamaran anak orang, dll. Ramalan apalagi, ada ramalan jodoh, bencana, hoki, kesialan, primbon, horoskop, bintang, bla bla bla...

Ya memang gak ada hubungan langsung antara ramalan dengan lamaran selain konsonan R dan L yang bikin belibet pas ngucapinnya itu dituker posisi. Tapi klo diperhatiin memang itu yang lagi tren di sekelilingku. Rencana dan mimpi-mimpi indah temen-temenku pada bubar, yang mau jadi PNS gak lulus, yang nglamar kesana-kemari juga gak diterima, yang dah mo lamaran malah kandas. Adaaaa ajaaa gara-garanya.

Yang seru nih soal ramalan yang meleset. Masih inget ramalan (sebut saja someone yang pada akhirnya diklarifikasi bahwa itu cuma isu dan pencatutan nama saja) yang bilang di infotainment bahwa jembatan layang terpanjang di Bandung akan runtuh pada hari sabtu-minggu (14/15 November 2009). Berasa was-was aja dua hari itu, pasalnya kosanku pas banget di samping jembatan layang itu. Sampai-sampai siapin tas berisi laptop, ijazah, baju dan hp pas mo tidur, siap-siap lari kalau bener sampai kejadian. Eeehh.. sampai masuk senin dini hari ternyata gak ada apa-apa.

Mau yang lebih heboh.. Masih inget ramalan yang tersohor itu yang bawa-bawa nama Nostradamus dan Jucelino Nobrega da Luz seorang guru di Brasil, lahir tahun 1960. Alangkah beraninya meramalkan bahwa akan ada gempa hebat di Sumatera tanggal 16 Desember 2009. Hari ini dah tanggal 17 Desember, dan kemarin gak ada berita apa pun di TV selain kasus KPK dan Century yang gak ada abis-abisnya. Omong kosong semuanya. Cuma karena berasa dapat ilham dari mimpi lantas berani mendzholimi banyak orang dengan membuat mereka ketakutan. Terlalu...

Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran bagi kita semua. Betapa tak ada seorangpun yang bisa meramalkan adanya bencana dan kesialan baik itu berupa lamaran yang meleset ataupun ramalan yang kelewat detail. Kita hanya bisa berserah diri dan mohon perlindungan pada Allah SWT, Sang Pemilik Ruh dan Raga kita. Lantas bagaimana kita menyikapi lamaran dan ramalan ini? La Tahzan.. Introspeksi saja, dan tertawakan saja mereka yang berani melangkahi takdir Allah :)